Home > Berita Bisnis > INVESTASI EROPA bermuara ke sektor farmasi dan kimia
INVESTASI EROPA bermuara ke sektor farmasi dan kimia
Posted on Senin, 05 November 2012 by Unknown
Investasi langsung Eropa di Indonesia dinilai lebih banyak masuk
untuk memperluas jaringan distribusi dan pemasaran perusahaan-perusahaan
tersebut di Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi membenarkan bahwa sebagian besar penanaman modal asing (PMA) asal Eropa bermuara di sektor farmasi dan kimia.
Namun, menurut dia, bisnis perusahaan kimia dan farmasi asal benua
tersebut di Indonesia masih didominasi oleh aktivitas distribusi dan
pemasaran.
Dia menjelaskan perusahaan farmasi dan kimia Eropa saat ini memilih
mendirikan pusat produksi bahan baku di India atau China untuk mengisi
pasar Asia, bahkan dunia.
“Kalau realisasi investasi besar itu cuma buat mereka jualan, belum
produksi di sini. Hanya campur-campur bahan baku produk biar bisa dijual
di Indonesia,” kata Sofjan ketika dihubungi bisnis, Minggu (4/11).
Data BKPM menyatakan realisasi investasi langsung dari Eropa pada
Januari—September 2012 melebihi US$2,73 miliar dengan US$2,58 berasal
dari zona Euro.
Kepala BKPM Chatib Basri kebanyakan investasi langsung Eropa di Indonesia masuk ke sektor farmasi dan produk kimia.
“Campur-campur. Kurang lebih sama seperti sektor sebelumnya yaitu ke sektor farmasi dan ada sedikit mining,” katanya kepada bisnis, Selasa (30/10).
“Campur-campur. Kurang lebih sama seperti sektor sebelumnya yaitu ke sektor farmasi dan ada sedikit mining,” katanya kepada bisnis, Selasa (30/10).
Sofjan mengatakan tren kenaikan PMA Eropa di Indonesia tidak janggal
meski benua tersebut sedang dibelit krisis hutang dan neraca pembayaran.
Dia menjelaskan krisis perekonomian hanya menekan kemampuan fiskal
pemerintah Eropa, sedangkan kinerja bisnis perusahaan-perusahaan
multinasional Eropa masih berjalan lancar,
“Mereka baik-baik saja dan saat ini gencar mencari pasar baru dengan
pertumbuhan tinggi seperti Indonesia. Indonesia kan masih bisa tumbuh di
atas 6%,” kata Sofjan.(bisnis.com)
Category Article Berita Bisnis
Artikel Terkait: